PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN
Disusun Oleh:
Nama / NPM : 1. Felix Dewangga P / 32411803
2. M. Ravi / 34411934
Kelas : 3ID05
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2014
Seiring dengan
perkembangan zaman, penduduk di seluruh dunia mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Termasuk penduduk di Indonesia. Sebagai manusia, memiliki
keturunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari eksistensi kita. Namun,
tanpa kita sadari memiliki keturunan dalam jumlah tidak terkendali, dapat
menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan eksistensi bagi manusia itu sendiri
dalam mencapai kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera.
Melihat
perannya, penduduk suatu negara dapat berperan sebagai objek dan subjek
pembangunan. Sebagai objek, artinya penduduk merupakan faktor yang harus
dibangun atau ditingkatkan kualitas hidupnya. Sedangkan sebagai subjek penduduk
merupakan faktor pelaku proses pembangunan. Di lihat dari sisi yang lain,
penduduk merupakan beban sekaligus potensi bagi suatu negara. Apabila suatu
negara pertumbuhan penduduknya sangat tinggi, ini merupakan masalah. Hal ini
dikarenakan kapasitas wilayah suatu Negara terbatas.
Indonesia
merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk cukup padat. Tidak
bisa di pungkiri bahwa laju pertumbuhan
penduduk Indonesia begitu pesat dan tidak bisa di hindari, meskipun
pemerintah telah melakukan upaya dan berbagai solusi serta berbagai semboyan
telah di tawarkan kepada masyarakat namun tetap saja laju pertumbuhan penduduk
tidak bisa terbantahkan. Meskipun solusi yang di tawarkan tidak sesuai dengan
harapan pemerintah, tapi setidaknya bisa mereduksi sebagian masalah yang ada. Penduduk
merupakan unsur penting dalam usaha untuk meningkatkan produksi dan
mengembangkan kegiatan ekonomi.
Ada beberapa
hal yang menyebabkan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia sulit untuk
dihindari, di antaranya:
- peningkatan angka kelahiran,
- umur panjang,
- penurunan angka kematian,
- kurangnya pendidikan, pengaruh budaya,
- imigrasi dan emigrasi.
Dari segi ekonomi, pertumbuhan
penduduk yang tinggi tetapi tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang luas
maka hal ini akan menimbulkan pengangguran di mana-mana dan kemiskinan pun
tercipta. Ini tentu saja akan mempengaruhi proses kehidupan di bidang lainnya.
Kebutuhan ekonomi yang tidak memadai juga dapat berpengaruh pada tingkat
pendidikan dan kesehatan seseorang. Bagaimana mau memperoleh pendidikan dan
kesehatan yang layak, jika untuk kebutuhan hidup sehari-haripun mereka susah
mendapatkannya. Tak hanya berhenti di situ saja, tingkat kriminalitas pun akan
meningkat. Orang dalam kondisi lapar akan berbuat apa saja yang penting
kebutuhannya bisa terpenuhi. Ujung dari pertumbuhan penduduk yang tinggi itu
adalah menimbulkan kerusakan lingkungan dengan segala dampak yang menyertainya
seperti menurunnya kualitas pemukiman dan lahan yang ditelantarkan. Intinya,
pertumbuhan penduduk yang tinggi berpotensi menimbulkan kemiskinan dan
menurunnya kesejahteraan rakyat, sampai menurunnya kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) yang dapat menghambat perkembangan negara Indonesia.
Sementara itu jumlah penduduik
indonesia disetiap provinsi menurut Badan Pusat Statistik Laju pertumbuhan penduduk
di gambarkan pada tabel dibawah ini.
Menurut Badan
Pusat Statistik jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menghuni Pulau
Jawa termasuk Madura, jumlah penduduk terbanyak adalah propinsi Jawa Barat
sebanyak 43,02 juta, diikuti kemudian oleh Jawa Timut 37,48 juta, Jawa Tengah
32,38 juta, Banten 10,64 juta, DKI Jakarta 9,59 juta dan DIY sebanyak 3,46 juta
orang. Namun demikian angka laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 ini
yang tertinggi justru dicatat oleh Papua yaitu 5,39% dan terendah propinsi Jawa
Tengah sebesar 0,37%.
Perkembangan lingkungan permukiman
di daerah perkotaan tidak terlepas dari pesatnya laju pertumbuhan penduduk baik
karena faktor pertumbuhan penduduk secara alami serta proses urbanisasi. Banyaknya
pendatang dari luar kota yang jumlahnya banyak mendorong laju pertumbuhan
penduduk sehingga meningkatkan pemukiman padat penduduk.
Pemukiman
merupakan bagian dari lingkungan hidup yang digunakan sebagai tempat
tinggal dari sekelompok manusia yang saling
berinter - aksi serta berhubungan setiap hari dalam rangka untuk mewujudkan
masyarakat yang tenteram, aman dan damai. Permukiman adalah bagian dari
lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik yang berupa kawasan perkotaan
maupun pedesaan yang berfungsi sebagai hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung peri kehidupan dan penghidupan.
Pemukiman
adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat
berlindung, termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan
yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rokhani serta keadaan sosialnya, baik
untuk keluarga maupun individu.
Pemukiman atau perumahan sangat
berhubungan dengan kondisi ekonomi sosial, pendidikan, tradisi atau kebiasaan,
suku, geografi dan kondisi lokal. Selain itu lingkungan perumahan atau
pemukiman dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan kualitas
lingkungan perumahan tersebut antara lain fasilitas pelayanan, perlengkapan,
peralatan yang dapat menunjang terselenggaranya kesehatan fisik, kesehatan
mental, kesehatan sosial bagi individu dan keluarganya.
Ciri-ciri permukiman kumuh yang
tampak pada citra adalah mempunyai pola tidak teratur, rapat tidak ada jarak
antar rumah, sebagian besar rumah beratapkan asbes atau seng dan sebagian kecil
beratapkan genteng. Pada citra tersebut, atap asbes terlihat sebagai warna
putih, sedangkan rumah yang beratapkan genteng terlihat berwarna oranye.
Hubungan
Pemukiman dan Kesehatan
Kondisi-
kondisi ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi/kebiasaan, suku, geografi dan
kondisi lokal sangat terkait dengan pemukiman/perumahan. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi atau yang dapat menentukan kualitas lingkungan
perumahan / pemukiman antara lain fasilitas pelayanan,
perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang terselenggaranya keadaan fisik,
kesehatan mental, kesejahteraan sosial bagi individu dan keluarganya (dr. H.
Haryoto Kusnoputranto, SKM). Penyehatan lingkungan tempat pemukiman adalah
segala upaya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan tempat pemukiman
beserta lingkungannya dan pengaruhnya terhadap manusia.
Tujuan
dilaksanakan Kesehatan Lingkungan di Tempat Permukiman
1.
Penataan dan
pemukiman yang memenuhi syarat kesehatan.
Pemukiman sehat adalah suatu tempat untuk tinggal secara permanen, berfungsi sebagai tempat untuk bermukim, beristirahat, berrekreasi dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, bebas dari penularan penyakit dan kecelakaan. Satuan Lingkungan Permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang teratur.
2.
Terwujudnya
suatu kondisi perumahan yang layak huni dalam lingkungan yang sehat.
Ini artinya bahwa rumah di perumahan
itu harus sehat, rumah yang dapat menjadi tempat berlindung / bernaung
dan beristirahat sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik,
rohani maupun sosial. Kondisi perumahan yang layak huni artinya harus layak
sebagai tempat hunian yag dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sarana
lingkungan adalah fasilitas penunjang berfungsi untuk
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi,
social dan budaya.
3.
Mengurangi
resiko kebakaran, kecelakaan, penularan penyakit.
Dalam mengurngi resiko kebakaran,
kecelakaan, penularan penyakit diperlukan sara dan utilitas. Utilitas umum
merupakan bangunan bangunan yang dibutuhkan dalam sistem pelayanan lingkungan
yang diselenggarakan baik oleh pemerintah atau swasta, Utilitas yang dimaksud
adalah penyediaan yang menyangkut jaringan air bersih, listrik, pembuangan
sampah, telepon dan gas .
BPLHD Ibu Kota Jakarta, Jumlah penduduk DKI Jakarta pada tahun 2012
berdasarkan proyeksi penduduk sebanyak 9.932.063 jiwa,
dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2011sebanyak
9.761.992 jiwa, telah terjadi peningkatan sebesar 170.071
jiwa atau naik sebesar 1,74 persen. Perkembangan jumlah penduduk DKI Jakarta selama empat dasawarsa (1961-1990) jumlah penduduk tumbuh dengan pesat dari 2,9
juta jiwa pada tahun 1961 menjadi 4,6 juta jiwa pada tahun 1971, atau laju
pertumbuhan penduduk per tahun nya sebesar 4,62 persen. Sepuluh tahun
berikutnya, jumlah penduduk bertambah lagi menjadi 6,5 juta jiwa, dengan laju
pertumbuhan 4,01 persen per tahun. Tahun 1990, penduduk DKI Jakarta naik
sekitar 1,7 juta jiwa, sehingga jumlah penduduk menjadi 8,3 juta jiwa. Selama
periode 1980-1990 laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,42 persen per tahun. Laju
pertumbuhan pada periode ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan
periode sepuluh tahun sebelumnya. Pada kurun waktu 1990-2000, pertambahan
penduduk DKI Jakarta dapat dikendalikan sehingga kenaikannya hanya sekitar 0,16
persen. Pada periode 2000-2010, laju pertumbuhan penduduk mengalami penurunan menjadi 1,43 persen per tahun, sedangkan pada tahun 2010-2012 menjadi
1,67 persen.
Jumlah penduduk DKI Jakarta sebanyak9.932.063juta pada tahun 2012 tersebut
merupakan jumlah penduduk “malam hari”.Keunikan jumlah penduduk DKI Jakarta
adalah adanya perbedaan jumlah penduduk pada malam hari dibandingkan dengan
siang hari. Pada siang hari di perkirakan mencapai sekitar 10,7 juta jiwa.
Kondisi ini di pengaruhi oleh penglaju (commuter) yaitu penduduk yang
tinggal di luar Wilayah DKI Jakarta tetapi melakukan aktivitas pada siang hari
seperti bekerja dan bersekolah di Wilayah DKI Jakarta.
Jumlah penduduk DKI Jakarta yang terus meningkat ini perlu dicermati
karena dapat menimbulkan permasalahan di berbagai bidang. Masalah yang
berkaitan erat dengan jumlah penduduk yang tinggi antara lain masalah
permukiman, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan ketenagakerjaan serta sanitasi lingkungan,
dan salah satu masalah yang muncul dan perlu di waspadai oleh Pemda DKI
Jakarta adalah munculnya permukiman-permukiman kumuh (slum area) di
beberapa wilayah DKI Jakarta.
OPINI
Permasalahan diatas menjadi tanggung
jawab kita bersama untuk menjadikan pertumbuhan penduduk yang tinggi ini
sebagai suatu hal yang positif atau negatif bagi bangsa dan negara Indonesia ke
depannya. Jika ingin menekan pesatnya pertumbuhan penduduk, maka kita dapat
melakukan hal-hal, yang di antaranya: menggalakkan program Keluarga Berencana
untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan massal,
sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran, menunda masa perkawinan agar dapat
mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi, dan sebagainya. Selain itu, kita
dapat mengimbangi pertambahan penduduk dengan cara: penambahan dan penciptaan
lapangan kerja, meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan, mengurangi
kepadatan penduduk dengan program transmigrasi, meningkatkan produksi dan
pencarian sumber makanan, serta cara-cara lainnya.
Perkembangan lingkungan permukiman
di daerah perkotaan tidak terlepas dari pesatnya laju pertumbuhan penduduk baik
karena faktor pertumbuhan penduduk secara alami serta proses urbanisasi.
Pertumbuhan penduduk dan terbatasnya lahan di daerah perkotaan menyebabkan
semakin berkembangnya rumah petak kecil yang diperjualbelikan dan disewakan
kepada para pendatang. Rumah-rumah petak kecil tersebut kemudian berkembang
menjadi kawasan padat dan kumuh yang disebut dengan kawasan kumuh (slum area).
Untuk mewujudkan sebuah pemukiman impian, bukan hanya
menunggu kepedulian pemerintah setempat yang selalu menunggu musibah datang
baru bertindak. Namun yang dibutuhkan adalah kepedulian masyarakat yang cerdas
dalam menjaga kesehatan lingkungan masing-masing. Kebersihan dan kreativitas
masyarakat menjadi faktor utama dalam mewujudkan kesehatan lingkungan pemukiman
yang bersih, dan nyaman. Mengatasi masalah kesehatan lingkungan pemukiman
sangatlah tidak sulit. Jika kita mau mengatasinya bersama-sama, hal-hal negatif
yang diakibatkan oleh perilaku kita dapat kita hindari sehingga terciptalah
kesehatan lingkungan pemukiman. Agar tercipta lingkungan yang sehat maka dibutuhkan
syarat-syarat seperti
1. Sistem drainase lingkungan yang baik: kawasan
permukiman perkotaan, terutama permukiman yang padat, biasanya tidak memiliki
sistem saluran air yang baik. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat harus
segera membuat secara gotong royong, baik dana maupun tenaga untuk membuat
sistem drainase.
2. Pepohonan rindang di setiap rumah, Manfaat pohon
sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan lingkungan pemukiman, selain dapat
menyerap racun karbondioksida yang berbahaya bagi kesehatan, pohon pun bisa
menambah suasana asri.
3. Sanitasi dan sumur resapan, sistem sanitasi yang
baik adalah syarat terpenting dari sebuah kesehatan lingkungan pemukiman yang
layak huni. Dengan sistem sanitasi yang bersih, masyarakat akan lebih tenang
dan nyaman dalam melakukan aktivitasnya. Sumur resapan memiliki fungsi unutk
menjaga kualitas air tanah dan mencegah terjadinya banjir, dan untuk
mengalirkan air hujan agar tidak menjadi genangan.
4. Tempat pembuangan sampah, semakin padatnya penduduk,
semakin banyaknya sampah yang bertumpuk. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran
dari masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Setiap rumah diwajibkan
mempunyai dua macam tong sampah, satu unutk sampah organik dan satu untuk
sampah nonorganik.
5. Bangunan rumah dengan ventilasi yang baik, ciri
rumah sehat adalah rumah yang memiliki ventilasi yang baik sehingga pertukaran
udara berjalan dengan lancar. Jendela rumah minimal harus dibuka sehari sekali
agar udara lembap dirumah dapat diputar dengan udara diluar rumah. Inilah yang
turut memengaruhi kesehatan lingkungan pemukiman.
Referensi:
http://bplhd.jakarta.go.id/slhd2012/Docs/Lap_SLHD/Lap_3B.htm