Selasa, 29 April 2014

Tugas ke pertambahan penduduk dan lingkungan pemukiman

PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN






Disusun Oleh:

Nama / NPM               : 1.  Felix Dewangga P           /  32411803
                                      2.  M. Ravi                            /  34411934
                                      3.  Rizqi Ary .S                     /  36411410

Kelas                           : 3ID05





JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2014


Seiring dengan perkembangan zaman, penduduk di seluruh dunia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Termasuk penduduk di Indonesia. Sebagai manusia, memiliki keturunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari eksistensi kita. Namun, tanpa kita sadari memiliki keturunan dalam jumlah tidak terkendali, dapat menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan eksistensi bagi manusia itu sendiri dalam mencapai kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera.
Melihat perannya, penduduk suatu negara dapat berperan sebagai objek dan subjek pembangunan. Sebagai objek, artinya penduduk merupakan faktor yang harus dibangun atau ditingkatkan kualitas hidupnya. Sedangkan sebagai subjek penduduk merupakan faktor pelaku proses pembangunan. Di lihat dari sisi yang lain, penduduk merupakan beban sekaligus potensi bagi suatu negara. Apabila suatu negara pertumbuhan penduduknya sangat tinggi, ini merupakan masalah. Hal ini dikarenakan kapasitas wilayah suatu Negara terbatas.
Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk cukup padat. Tidak bisa di pungkiri bahwa laju  pertumbuhan penduduk  Indonesia begitu pesat dan tidak bisa di hindari, meskipun pemerintah telah melakukan upaya dan berbagai solusi serta berbagai semboyan telah di tawarkan kepada masyarakat namun tetap saja laju pertumbuhan penduduk tidak bisa terbantahkan. Meskipun solusi yang di tawarkan tidak sesuai dengan harapan pemerintah, tapi setidaknya bisa mereduksi sebagian masalah yang ada. Penduduk merupakan unsur penting dalam usaha untuk meningkatkan produksi dan mengembangkan kegiatan ekonomi.
Ada beberapa hal yang menyebabkan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia sulit untuk dihindari, di antaranya:
  • peningkatan angka kelahiran,
  • umur panjang,
  • penurunan angka kematian,
  • kurangnya pendidikan, pengaruh budaya,
  • imigrasi dan emigrasi.
Dari segi ekonomi, pertumbuhan penduduk yang tinggi tetapi tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang luas maka hal ini akan menimbulkan pengangguran di mana-mana dan kemiskinan pun tercipta. Ini tentu saja akan mempengaruhi proses kehidupan di bidang lainnya. Kebutuhan ekonomi yang tidak memadai juga dapat berpengaruh pada tingkat pendidikan dan kesehatan seseorang. Bagaimana mau memperoleh pendidikan dan kesehatan yang layak, jika untuk kebutuhan hidup sehari-haripun mereka susah mendapatkannya. Tak hanya berhenti di situ saja, tingkat kriminalitas pun akan meningkat. Orang dalam kondisi lapar akan berbuat apa saja yang penting kebutuhannya bisa terpenuhi. Ujung dari pertumbuhan penduduk yang tinggi itu adalah menimbulkan kerusakan lingkungan dengan segala dampak yang menyertainya seperti menurunnya kualitas pemukiman dan lahan yang ditelantarkan. Intinya, pertumbuhan penduduk yang tinggi berpotensi menimbulkan kemiskinan dan menurunnya kesejahteraan rakyat, sampai menurunnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat menghambat perkembangan  negara Indonesia.
Sementara itu jumlah penduduik indonesia disetiap provinsi menurut Badan Pusat Statistik Laju pertumbuhan penduduk di gambarkan pada tabel dibawah ini.


Menurut Badan Pusat Statistik jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menghuni Pulau Jawa termasuk Madura, jumlah penduduk terbanyak adalah propinsi Jawa Barat sebanyak 43,02 juta, diikuti kemudian oleh Jawa Timut 37,48 juta, Jawa Tengah 32,38 juta, Banten 10,64 juta, DKI Jakarta 9,59 juta dan DIY sebanyak 3,46 juta orang. Namun demikian angka laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 ini yang tertinggi justru dicatat oleh Papua yaitu 5,39% dan terendah propinsi Jawa Tengah sebesar 0,37%.
Perkembangan lingkungan permukiman di daerah perkotaan tidak terlepas dari pesatnya laju pertumbuhan penduduk baik karena faktor pertumbuhan penduduk secara alami serta proses urbanisasi. Banyaknya pendatang dari luar kota yang jumlahnya banyak mendorong laju pertumbuhan penduduk sehingga meningkatkan pemukiman padat penduduk.
Pemukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup yang digunakan sebagai tempat   tinggal   dari   sekelompok  manusia yang saling berinter - aksi serta berhubungan setiap hari dalam rangka untuk mewujudkan masyarakat yang tenteram, aman dan damai. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan.
Pemukiman  adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat berlindung, termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rokhani serta keadaan sosialnya, baik untuk keluarga maupun individu.
Pemukiman atau perumahan sangat berhubungan dengan kondisi ekonomi sosial, pendidikan, tradisi atau kebiasaan, suku, geografi dan kondisi lokal. Selain itu lingkungan perumahan atau pemukiman dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan kualitas lingkungan perumahan tersebut antara lain fasilitas pelayanan, perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang terselenggaranya kesehatan fisik, kesehatan mental, kesehatan sosial bagi individu dan keluarganya.
Ciri-ciri permukiman kumuh yang tampak pada citra adalah mempunyai pola tidak teratur, rapat tidak ada jarak antar rumah, sebagian besar rumah beratapkan asbes atau seng dan sebagian kecil beratapkan genteng. Pada citra tersebut, atap asbes terlihat sebagai warna putih, sedangkan rumah yang beratapkan genteng terlihat berwarna oranye.

Hubungan Pemukiman dan Kesehatan
Kondisi- kondisi ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi/kebiasaan, suku, geografi dan kondisi lokal sangat terkait dengan pemukiman/perumahan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi atau yang dapat menentukan kualitas  lingkungan  perumahan / pemukiman  antara lain fasilitas pelayanan, perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang terselenggaranya keadaan fisik, kesehatan mental, kesejahteraan sosial bagi individu dan keluarganya (dr. H. Haryoto Kusnoputranto, SKM). Penyehatan lingkungan tempat pemukiman adalah segala upaya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan tempat pemukiman beserta lingkungannya dan pengaruhnya terhadap manusia.

Tujuan dilaksanakan Kesehatan Lingkungan di Tempat Permukiman
1.   Penataan dan pemukiman yang memenuhi syarat kesehatan. 




Pemukiman sehat adalah suatu tempat untuk tinggal secara permanen, berfungsi sebagai tempat untuk bermukim, beristirahat, berrekreasi dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, bebas dari penularan penyakit dan kecelakaan. Satuan Lingkungan Permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang teratur.
2.   Terwujudnya suatu kondisi perumahan yang layak huni dalam lingkungan yang sehat.
Ini artinya bahwa rumah di perumahan itu harus sehat,  rumah yang dapat menjadi tempat berlindung / bernaung dan beristirahat sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial. Kondisi perumahan yang layak huni artinya harus layak sebagai tempat hunian yag dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang  berfungsi untuk  penyelenggaraan  dan  pengembangan  kehidupan ekonomi, social dan budaya.
3.   Mengurangi resiko kebakaran, kecelakaan, penularan penyakit.
Dalam mengurngi resiko kebakaran, kecelakaan, penularan penyakit diperlukan sara dan utilitas. Utilitas umum merupakan bangunan bangunan yang dibutuhkan dalam sistem pelayanan lingkungan yang diselenggarakan baik oleh pemerintah atau swasta, Utilitas yang dimaksud adalah penyediaan yang menyangkut jaringan air bersih, listrik, pembuangan sampah, telepon dan gas .
BPLHD Ibu Kota Jakarta, Jumlah penduduk DKI Jakarta pada tahun 2012 berdasarkan proyeksi penduduk sebanyak 9.932.063 jiwa, dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2011sebanyak 9.761.992 jiwa, telah terjadi peningkatan sebesar 170.071 jiwa atau naik sebesar 1,74 persen. Perkembangan jumlah penduduk DKI Jakarta selama empat dasawarsa (1961-1990) jumlah penduduk tumbuh dengan pesat dari 2,9 juta jiwa pada tahun 1961 menjadi 4,6 juta jiwa pada tahun 1971, atau laju pertumbuhan penduduk per tahun nya sebesar 4,62 persen. Sepuluh tahun berikutnya, jumlah penduduk bertambah lagi menjadi 6,5 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan 4,01 persen per tahun. Tahun 1990, penduduk DKI Jakarta naik sekitar 1,7 juta jiwa, sehingga jumlah penduduk menjadi 8,3 juta jiwa. Selama periode 1980-1990 laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,42 persen per tahun. Laju pertumbuhan pada periode ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan periode sepuluh tahun sebelumnya. Pada kurun waktu 1990-2000, pertambahan penduduk DKI Jakarta dapat dikendalikan sehingga kenaikannya hanya sekitar 0,16 persen. Pada periode 2000-2010, laju pertumbuhan penduduk mengalami penurunan menjadi 1,43 persen per tahun, sedangkan pada tahun 2010-2012 menjadi 1,67 persen.
Jumlah penduduk DKI Jakarta sebanyak9.932.063juta pada tahun 2012 tersebut merupakan jumlah penduduk “malam hari”.Keunikan jumlah penduduk DKI Jakarta adalah adanya perbedaan jumlah penduduk pada malam hari dibandingkan dengan siang hari. Pada siang hari di perkirakan mencapai sekitar 10,7 juta jiwa. Kondisi ini di pengaruhi oleh penglaju (commuter) yaitu penduduk yang tinggal di luar Wilayah DKI Jakarta tetapi melakukan aktivitas pada siang hari seperti bekerja dan bersekolah di Wilayah DKI Jakarta.
Jumlah penduduk DKI Jakarta yang terus meningkat ini perlu dicermati karena dapat menimbulkan permasalahan di berbagai bidang. Masalah yang berkaitan erat dengan jumlah penduduk yang tinggi antara lain masalah permukiman, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan ketenagakerjaan serta sanitasi lingkungan, dan salah satu masalah yang muncul dan perlu di waspadai oleh Pemda DKI Jakarta adalah munculnya permukiman-permukiman kumuh (slum area) di beberapa wilayah DKI Jakarta.

OPINI
Permasalahan diatas menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menjadikan pertumbuhan penduduk yang tinggi ini sebagai suatu hal yang positif atau negatif bagi bangsa dan negara Indonesia ke depannya. Jika ingin menekan pesatnya pertumbuhan penduduk, maka kita dapat melakukan hal-hal, yang di antaranya: menggalakkan program Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan massal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran, menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi, dan sebagainya. Selain itu, kita dapat mengimbangi pertambahan penduduk dengan cara: penambahan dan penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan, mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi, meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan, serta cara-cara lainnya.
Perkembangan lingkungan permukiman di daerah perkotaan tidak terlepas dari pesatnya laju pertumbuhan penduduk baik karena faktor pertumbuhan penduduk secara alami serta proses urbanisasi. Pertumbuhan penduduk dan terbatasnya lahan di daerah perkotaan menyebabkan semakin berkembangnya rumah petak kecil yang diperjualbelikan dan disewakan kepada para pendatang. Rumah-rumah petak kecil tersebut kemudian berkembang menjadi kawasan padat dan kumuh yang disebut dengan kawasan kumuh (slum area).
Untuk mewujudkan sebuah pemukiman impian, bukan hanya menunggu kepedulian pemerintah setempat yang selalu menunggu musibah datang baru bertindak. Namun yang dibutuhkan adalah kepedulian masyarakat yang cerdas dalam menjaga kesehatan lingkungan masing-masing. Kebersihan dan kreativitas masyarakat menjadi faktor utama dalam mewujudkan kesehatan lingkungan pemukiman yang bersih, dan nyaman. Mengatasi masalah kesehatan lingkungan pemukiman sangatlah tidak sulit. Jika kita mau mengatasinya bersama-sama, hal-hal negatif yang diakibatkan oleh perilaku kita dapat kita hindari sehingga terciptalah kesehatan lingkungan pemukiman. Agar tercipta lingkungan yang sehat maka dibutuhkan syarat-syarat seperti
1. Sistem drainase lingkungan yang baik: kawasan permukiman perkotaan, terutama permukiman yang padat, biasanya tidak memiliki sistem saluran air yang baik. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat harus segera membuat secara gotong royong, baik dana maupun tenaga untuk membuat sistem drainase.
2. Pepohonan rindang di setiap rumah, Manfaat pohon sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan lingkungan pemukiman, selain dapat menyerap racun karbondioksida yang berbahaya bagi kesehatan, pohon pun bisa menambah suasana asri.
3. Sanitasi dan sumur resapan, sistem sanitasi yang baik adalah syarat terpenting dari sebuah kesehatan lingkungan pemukiman yang layak huni. Dengan sistem sanitasi yang bersih, masyarakat akan lebih tenang dan nyaman dalam melakukan aktivitasnya. Sumur resapan memiliki fungsi unutk menjaga kualitas air tanah dan mencegah terjadinya banjir, dan untuk mengalirkan air hujan agar tidak menjadi genangan.
4. Tempat pembuangan sampah, semakin padatnya penduduk, semakin banyaknya sampah yang bertumpuk. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran dari masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Setiap rumah diwajibkan mempunyai dua macam tong sampah, satu unutk sampah organik dan satu untuk sampah nonorganik.
5. Bangunan rumah dengan ventilasi yang baik, ciri rumah sehat adalah rumah yang memiliki ventilasi yang baik sehingga pertukaran udara berjalan dengan lancar. Jendela rumah minimal harus dibuka sehari sekali agar udara lembap dirumah dapat diputar dengan udara diluar rumah. Inilah yang turut memengaruhi kesehatan lingkungan pemukiman.


Referensi:
http://bplhd.jakarta.go.id/slhd2012/Docs/Lap_SLHD/Lap_3B.htm