Jumat, 29 Mei 2015

Referensi Tesis PENGARUH PELATIHAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO/IEC 17025:2005 TERHADAP KINERJA LABORATORIUM KALIBRASI PUSINKAL (Studi Kasus: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika di Jakarta)

Tugas Softskill ke 3.
Penulisan tesis ini dilakukan oleh Agustinus Suherijanto dari Universitas Pamulang, Jurusan Magister Manajemen Fakultas Ekonomi yang berjudul :
    PENGARUH PELATIHAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO/IEC 17025:2005 TERHADAP KINERJA LABORATORIUM KALIBRASI PUSINKAL (Studi Kasus: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika di Jakarta).
     Sebagai suatu laboratorium kalibrasi yang mengkalibrasi peralatan pengamatan meteorologi, sudah sewajarnyalah apabila kemudian otoritas laboratorium PUSINKAL BMKG berusaha meningkatkan kompetensi laboratorium tersebut dengan jalan melaksanakan pelatihan tentang ISO/IEC 17025:2005 dan mengiplementasikannya secara terus menerus pada laboratorium.
Pada tanggal 14 febuari 2008 Laboratorium Kalibrasi PUSINKAL BMKG memperoleh pengakuan dari Komite Akreditasi Nasional sebagai laboratorium kalibrasi yang secara terus-menerus telah mengiplementasikan sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025 :2005 dan mendapat sertifikasi. Mengingat pentingnya pelatihan dan kegiatan implementasi atau penerapan sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025:2005 pada laboratorium kalibrasi PUSINKAL BMKG perlu mengetahui pengaruh pelatihan sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025:2005 terhadap kinerja laboratorium kalibrasi Pusinkal BMKG, Pengaruh implementasi sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025:2005 terhadap kinerja laboratorium kalibrasi PUSINKAL BMKG dan apakah pelatihan dan implementasi sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025:2005 secara bersama mempengaruhi kinerja laboratorium PUSINKAL BMKG.
        Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelatihan dan implementasi sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025:2005 yang dilaksanakan oleh pusat Instrumentasi Rekayasa dan Kalibrasi terhadap kinerja laboratorium kalibrasi PUSINKAL BMKG di Jakarta. Berdasarkan latar belakang penelitian dan pembahasannya, pelatihan merupakan suatu proses pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan kemampuan intelegensi yang berdampak pada peningkatan kualitas manusia. Sampel penelitian ditentukan sebanyak 20 Personel dan menyebarkan kuisioner kepada personel kunci yang bekerja di laboratotium kalibrasi PUSINKAL BMKG yang telah mengikuti pelatihan ISO/IEC 17025:2005 dan mengimplementasikannya dalam pekerjaannya sehari-hari beserta para manajer, penyelia/atasan langsung personel kunci yang bekerja pada laboratorium kalibrasi PUSINKAL BMKG, metode pengambilan sampel menggunakan teknik sampel jenuh. Metode analisis dihitung dengan menjumlahkan tiap-tiap pernyataan berdasarkan variabel yang telah ditentukan. Besarnya korelasi antara variabel yang diteliti dihitung menggunakan persamaan regresi linier berganda.
    Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian dapat ditarik kesimpulan, yaitu 
1. Dalam pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F menunjukkan adanya pengaruh secara nyata pelatihan dan Implementasi sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025:2005 terhadap kinerja laboratorium kalibrasi PUSINKAL BMKG, terbukti dengan nilai F hitung (32.541) > F tabel (3.59). Secara simultan dihasilkan koefisien determinasi (R2) Sebesar 79.30%. artinya kedua variabel bebas yaitu pelatihan dan implementasi sistem anajemen mutu ISP/IEC 17025:2005 mempengaruhi kinerja laboratorium kalibrasi PUSINKAL BMKG sebesar 79.30% sisanya 20,70% dipengaruhi oleh variabel lain.
2.Secara parsial variabel pelatihan sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025:2005 (X1) berpengaruh secara nyata, positif dan significant terhadap hasil kinerja laboratorium kalibrasi PUSINKAL BMKG (Y) dengan nilai t hitung (3.510) > t tabel (2.110). apabila pelatihan ditingkatkan maka kinerja juga akan mengalami peningkatan.
3.Variabel implementasi sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025:2005 (X2) berpengaruh secara nyata terhadap kinerja laboratorium kalibrasi PUSINKAL BMKG. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung (3.377)>t tabel (2.110).
Terdapat bebrapa pendapat dan saran dalam penelitian yang didapat dari hasil kesimpulan diatas adalah sebagai berikut :
1. Mengingat pelatihan menyumbangkan kontribusi yang cukup besar bagi kinerja maka pihak laboratorium sebaiknya terus meningkatkan pelatihan dalam rangka mempertinggi kompetensi personel yang bertugas di laboratorium.
2.Skore terkecil variabel pelatihan adalah pada pernyataan materi yang disampaikan saat pelatihan ISO/IEC 17025:2005 sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan saat ini, yaitu 4.05 menunjukkan bahwa materi pelatihan kurang tepat /cocok dengan kebutuhan laboratorium . kedepan sebelum melaksanakan pelatihan pihak laboratorium perlu menginventri materi program yang akan diberikan pada saat pelatihan. 
3.Skore terkecil variabel implementasi adalah pernyataan pelayanan pelanggan yang mengajukan permohonan kalibrasi telah dilaksanakan dengan baik mendapat skore 4.20. dimasa mendatang teknis pelayanan pelanggan perlu ada perbaikan. Hal ini penting karena laboratorium PUSINKAL BMKG saat ini melayani pelanggan-pelanggan lain selain pelanggan internal BMKG.         



Selasa, 28 April 2015

Tugas 2 TITLE SARJANA DAN KEJUJURAN

1.      Menurut anda apa arti title sarjana yang anda akan raih saat ini ?
Jawaban : Gelar sarjana saya setelah wisuda adalah sarjana teknik jurusan teknik industri, arti dari title sarjana  saya sendiri adalah merupakan suatu kualitas bagi diri saya, serta bertanggung jawab  setelah menyelesaikan sarjana atau lulus untuk di praktekkan didalam dunia kerja atau industri.

2.      Menurut anda apa arti kejujuran didalam hidup anda ?
Jawaban : Menurut saya kejujuran merupakan suatu sikap dan prinsip  dasar yang harus saya miliki. Walaupun di kehidupan nyatanya masih banyak orang yang tidak jujur atau berbohong melainkan untuk alasan pribadi dan dapat membuat orang tidak percaya. Lawan kata dari jujur adalah bohong, bohong merupakan suatu hal negatif yang dapat mencederai arti kejujuran itu sendiri. Maka saya sendiri harus memelihara kejujuran itu dalam kehidupan untuk membina hubungan baik dengan orang lain, dalam usaha dan dalam lingkungan keluarga saya sendiri.


Jumat, 27 Maret 2015

Tugas Etika Profesi

1. 1.     Apa sebenarnya kepakaran dari seorang teknik industri ?
Jawaban :

Kepakaran teknik industri adalah memecahkan masalah yang terkait didalam kehidupan sehari-hari terutama dalam bidang pekerjaan diarahkan untuk memiliki kemampuan pemecahan masalah yang kuat dan sistemik dengan pendekatan multi-disiplin tentunya dalam kerangka keilmuan teknik industri. Keilmuan teknik industri sendiri merupakan keilmuan teknik yang unik karena telah mengandung pendekatan multi-disiplin dalam pendefinisian keilmuannya.


2. 2.    Tuliskan karakter-karakter tidak ber ETIKA menurut kalian dalam kehidupan sehari-hari (beri 5 contoh dan analisa).
Jawaban :

Sombong
Sombong adalah suatu sifat dimana orang tersebut merasa dirinya lebih sehingga meremehkn orang lain.

Egois
Egois merupakan suatu sikap yang tidak peduli akan disekitarnya dan cendurung lebih mementingkan dirinya sendiri.

Iri Hati
Iri hati adalah seseorang yang tidak suka jika melihat orang lain lebih baik darinya dan mendapatkan perhatian lebih daripadanya. Sehingga secara tidak langsung orang tersebut akan berpikir menjadi lebih hebat.

Pemarah
Orang dengan perilaku pemarah cenderung akan cepat melakukan tindakan yang tidak disukai oleh lawan bicaranya atau orang yang tidak disukainya tanpa harus mengetahui apa penyebab dan akibatnya.

Tidak Sopan
Dalam hal ini terdapat pendapat setiap orang yang berbeda contohnya ketika orang bersendawa di tempat umum dan buang angin. Ada yang menganggapnya tidak sopan namun ada juga yang mempermasalahkannya. Ada banyak contoh ketidaksopanan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita diharapkan untuk berlaku sopan kepada siapapun.


3.3.      Tuliskan aktivitas tidak ber-ETIKA professional dalam bekerja (Beri 5 contoh dan Analisa)
Jawaban :

-          Seorang pejabat tinggi Negara yang mengkorupsi uang rakyat sehingga membuat rakyat sengsara. Namun tidak memiliki rasa bersalah akan hal yang seharusnya memalukan untuk dilakukan.
-          Para penegak hukum yang menerima suap untuk meringankan hukuman atau membebaskan terhadap tersangka kejahatan.
-          Mengcopy atau mengakui hasil desain kerja orang lain sebagai hasil desainnya sendiri.
-          Tidak objektif dalam melakukan pekerjaan untuk memenuhi kewajiban profesionalnya.

-          Melanggar peraturan ditempat bekerja, peraturan dibuat untuk para pekerja agar tidak menyimpang dan tertib. Contoh : Datang telat tanpa alasan yang jelas.    

Rabu, 04 Februari 2015

Kewirausahaan

 Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatuSosok kewirausahaan yang ideal dituntut mempunyai nilai-nilai kearah kualitas manusia yang semapan mungkin, dalam artian sangat memperhatikan struktur prioritas kewirausahaan yang terdiri dari empat lapisan yaitu :

·      Sikap Mental
Sikap mental merupakan elemen paling dasar yang perlu dijamin untuk selalu dalam keadaan baik. Unsur ini yang menentukan apakah orang menjadi sosok yang tinggi budi ataukah sebaliknya menjadi orang yang jahat dan culas. Orang baik budi merupakan kader pembangunan bangsa, sedangkan orang jahat akan menjadi beban masyarakat dari bangsa itu sendiri.
Tentu kita tidak ingin melihat bahwa banyak kejahatan dan keculasan merajalela di negeri ini. Itu sebabnya pembinaan sikap mental menjadi unsur penting dalam dunia kewirausahaan sekaligus dalam kehidupan. Selain menghadirkan sifat-sifat baik alamiah seperti kejujuran dan ketulusan, sikap mental mencakup juga segi-segi positif dalam motivasi dan proaktivitas.

v  Saran-saran berikut akan membantu wirausahawan untuk mengembangkan sikap mental yang baik :
  Para wirausaha adalah orang-orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasinya. Tunjukan sikap mental yang positif terhadap    pekerjaan wirausahawan, karena sikap inilah yang akan ikut menentukan keberhasilan wirausahawan.
. Otak wirausahawan merupakan alat yang berdaya luar biasa. Menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk renungan pikiran wirausahawan yang akan memungkinkan wirausahawan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
. Kebanyakan orang membatasi pikiran-pikirannya pada problem-problem dan kegiatan- kegiatan sehari-hari. Gunakanlah imajinasi wirausahawan untuk meluaskan pikiran-pikiran wirausahawan dan cobalah berpikir yang besar-besar. Orang-orang yang dapat melihat gambaran besar adalah orang yang bersifat wirausaha dan merupakan calon-calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
. Rasa humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat. Terlalu serius dapat merugikan pekerjaan wirausahawan dan tidak sehat. Menunjukan rasa humor berpengaruh terhadap orang lain dengan jalan menyebarkan optimisme dan suasana yang santai.
. Pikiran wirausahawan haruslah terorganisasi dengan baik sekali dan mampu memfokuskan pada pelbagai problem. Wirausahawan haruslah mampu memindahkan perhatian wirausahawan dari satu problem ke problem lain dengan upaya yang minim.

·      Kepemimpinan.
Suatu pedoman bagi kepemimpinan yang baik adalah “perlakukanlah orang-orang lain sebagaimana wirausahawan ingin diperlakukan”. Berusaha membangkitkan suatu keadaan dari sudut pandangan orang lain akan ikut mengembangkan sebuah sikap tepo seliro.
Pengusaha yang berpeluang untuk maju secara mantap adalah yang memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat menonjol. Ciri-ciri mereka biasanya sangat menonjol, dan sangat khas. Dimana keputusan dan sepak terjangnya sering dianggap tidak lazim dan lain dari pada umumnya pengusaha. Mereka “tampil beda”.
Salah satu contoh : adalah Kim Woo Chong, seorang Wirausahawan terkemuka di Korea, pendiri kelompok Daewoo. Kim tidak pernah terpengaruh oleh sepak terjang pengusaha-pengusaha lain dan ikut-ikutan mengejar trend bisnis yang ramai-ramai dilakukan orang.
Pada saat para pengusaha lain berlomba-lomba mencari pasar di Amerika dan Eropa, ia secara mengejutkan justru menerobos negara-negara tirai besi, seperti Rusia dan sekutu-sekutunya. Lebih mencengangkan lagi ia juga merangkul negara-negara yang sejauh ini sangat ditakuti dan diharamkan oleh negara-negara penganut kapitalisme seperti Libia dan Iran. Akan tetapi kenyataan membuktikan bahwa Kim benar. Dengan keputusannya itu ia, dan Daewoo berkembang menjadi salah satu konglomerat terbesar di Asia serta diperhitungkan dimana-mana termasuk Amerika dan Eropa.

a.    Perilaku Pemimpin
v  Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama :
. Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran, merencanakan dan mencapai sasaran.
. Berorientasi pada orang, yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi.
v  Orientasi Tugas Seorang pemimpin dengan orientasi demikian cenderung menunjukan perilaku :
. Merumuskan secara jelas peranannya sendiri maupun peranan stafnya.
. Menentukan tujuan-tujuan yang sukar tapi dapat dicapai.
. Melaksanakan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan, membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan.
. Berminat mencapai peningkatkan produktivitas. Orientasi Orang
v  Orang-orang yang kuat dalam orientasi orang cenderung akan menunjukan perilaku sebagai berikut :
. Menunjukan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi dan menghilangkan ketegangan, jika timbul.
. Menunjukan perhatian pada orang sebagai manusia dan bukan sebagai alat produksi saja.
. Menunjukan pengertian dan rasa hormat pada kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan dan keinginan-keinginan, perasaan dan ide-ide karyawan.
. Mendirikan komunikasi timbal balik dengan staf.
. Menerapkan prinsip penekanan ulang untuk meningkatkan prestasi karyawan.
. Mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab, serta mendorong inisiatif.
. Menciptakan suatu suasana kerjasama dan gugus kerja dalam organisasi.

b. Tindakan Kepemimpinan

Saran-saran berikut akan dapat membantu wirausahawan meningkatkan kemampuan kepemimpinan wirausahawan :

Sekali wirausahawan telah mengambil keputusan, ambil tindakan secepat mungkin
Upaya-upaya wirausahawan dapat dilipat gandakan melalui bakat dan kemampuan staf wirausahawan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, wirausahawan harus mengetahui bagaimana dan kapan menggunakan kemampuan ini dari orang-orang yang mampu disekitar wirausahawan dan menyokong serta percaya pada wirausahawan sebagai pemimpin.

Wirausahawan akan memperoleh kepercayaan pada kemampuan kepemimpinan wirausahawan, jika wirausahawan memusatkan perhatian pada upaya meningkatkan kekuatan-kekuatan wirausahawan. Jauhilah situasi dimana kelemahan-kelemahan wirausahawan akan tampak.
Seorang pemimpin yang baik bersedia mengakui kesalahan-kesalahan dan mengubah rencana-rencana. Wirausahawan haruslah sadar bahwa keadaan selalu berubah dan penyesuaian-penyesuaian haruslah dibuat sewaktu-waktu.

·      Tata Laksana
Tata laksana merupakan terjemahan dari kata Management artinya pengelolaan. Yang perlu dimengerti disini adalah manajemen bukan semata-mata konsumsi para manajer saja. Setiap orang perlu manajemen apapun status dan jabatan orang tersebut. Bahkan ibu rumah tanggapun perlu manajemen untuk mengelola uang dapur dan belanjaannya. Tata laksana merupakan metode atau serangkaian cara dan prosedur. Gunanya jelas, yaitu untuk menghasilkan efektifitas dan efisiensi setiap pekerjaan, agar mendapatkan hasil yang baik dalam mutu serta tepat waktu dalam penyerahannya.
Berbeda dengan sikap mental dan kepemimpinan yang termasuk dalam klasifikasi nilai atau kualitas, maka manajemen merupakan pengetahuan yang bersifat praktis. Kalau sikap mental dan kepemimpinan berada di dalam jiwa, manajemen berada diluar mirip ketrampilan teknis.
Manajemen mempunyai arti yang amat luas. Kegunaannya juga sangat universal dan semua orang atau organisasi memerlukan manajemen. Banyak sekali kasus yang membuktikan bahwa bila manajemen terabaikan, maka sebuah organisasi akan menjadi kacau dan morat marit. Perusahaan tanpa manajemen yang baik, bisa dipastikan akan mengalami hambatan besar dalam perkembangannya. Oleh sebab itu, setiap orang yang ingin memulai usaha harus mewaspadai aspek tata laksana sedini mungkin. Mulailah kegiatan manajemen seketika pada saat perusahaan baru saja dimulai, sekecil apapun ukurannya.
·      Ketrampilan
Lapisan terluar dari struktur prioritas keWirausahaan adalah ketrampilan. Banyak pihak berpendapat, bahwa dengan berbekal penguasaan ketrampilan, seseorang akan bisa diharapkan menjadi seorang entrepreneur yang berhasil. Pendapat ini sebenarnya tidaklah terlalu salah, kalau dilihat banyak contoh yang membuktikan, misalnya seorang penjahit dengan ketrampilan yang dimiliki akhirnya bisa memiliki sebuah perusahaan pakaian jadi yang cukup besar.
Namun demikian, kalau wirausahawan mau meneliti lebih jauh, ternyata keberhasilan-keberhasilan itu sebenarnya bukan disebabkan oleh ketrampilan semata, melainkan lebih oleh jiwa kepemimpinan yang dimiliki si pengusaha. Leadership yang bersangkutan yang menuntun dan membawanya ke jenjang sukses.
Ada tiga hal yang memungkinkan seseorang, baik trampil maupun tidak untuk bisa tampil sebagai tokoh yang sukses, atau orang yang berkecukupan yaitu :
Memanfaatkan ledership yang berasal dari diri sendiri.
Memanfaatkan ledership orang lain.




Karakteristik Wirausahawan.

Sejarah kewirausahaan menunjukkan bahwa Wirausahawan mempunyai karakteristik umum serta berasal dari kelas yang sama. Para pemula revolusi industri Inggris berasal dari kelas menengah dan menengah bawah. Dalam sejarah Amerika pada akhir abad ke sembilan belas, Heillbroner mengemukakan bahwa rata-rata Wirausahawan adalah anak dari orang tua yang mempunyai kondisi keuangan yang memadai, tidak miskin dan tidak kaya. Schumpeter menulis bahwa Wirausahawan tidak membentuk suatu kelas sosial tetapi berada dari semua kelas.

Menurut Mc Clelland, karakteristik Wirausahawan adalah sebagai berikut:

·      Keinginan untuk berprestasi.
Penggerak psikologis utama yang memotivasi Wirausahawan adalah kebutuhan untuk berprestasi, yang biasanya diidentifikasikan sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang yang memotivasi perilaku ke arah pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan merupakan tantangan bagi kompetisi individu.

·      Keinginan untuk bertanggung jawab.
Wirausahawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan. Mereka memilih menggunakan sumber daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai. Akan tetapi mereka akan melakukannya secara berkelompok sepanjang mereka bisa secara pribadi mempengaruhi hasil-hasil.

·      Preferensi kepada resiko-resiko menengah.
Wirausahawan bukanlah penjudi. Mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha keras tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi.

·      Persepsi pada kemungkinan berhasil.
Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kwalitas kepribadian Wirausahawan yang penting. Mereka mempelajari fakta-fakta yang dikumpulkan dan menilainya. Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas-tugas tersebut.

·      Rangsangan oleh umpan balik.
Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka.

·      Aktifitas enerjik.
Wirausahawan menunjukan enerji yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. Mereka bersifat aktif dan mobil dan mempunyai proporsi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang mereka lakukan.

·      Orientasi ke masa depan.
Wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh di masa depan.


·      Ketrampilan dalam pengorganisasian.
Wirausahawan menunjukkan ketrampilan dalam organisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obyektif dalam memilih individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka akan memilih yang ahli bukan teman agar pekerjaan bisa dilakukan dengan efisien.
·      Sikap terhadap uang.
Keuntungan finansial adalah nomor dua dibandingkan arti penting dari prestasi kerja mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai lambang kongkret dari tercapainya tujuan dan sebagai pembuktian dari kompetensi mereka.

Potensi Kewirausahaan.

Karakteristik Wirausahawan sukses dengan semangat tinggi akan memberikan pedoman bagi analisa diri sendiri.



·      Kemampuan inovatif.
Inovasi memerlukan pencarian kesempatan baru. Hal tersebut berarti perbaikan barang dan jasa yang ada, menciptakan barang dan jasa baru, atau mengkombinasikan unsur-unsur produksi yang ada dengan cara baru dan lebih baik.

·      Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity).
Ini berarti kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak terstruktur dan tidak bisa diprediksi. Karakteristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif.

·      Keinginan untuk berprestasi adalah tanda-tanda penting dari dorongan keWirausahaan.
Hal ini menandai para pemiliknya sebagai orang yang tidak mengenal menyerah di dalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri.

·      Kemampuan perencanaan realistis.
Menetapkan tujuan yang menantang dan bisa diterapkan adalah tanda dari perencanaan realistis. Tujuan ditetapkan sesuai dengan tujuan dari Wirausahawan.

·      Kepemimpinan terorientasi pada tujuan.
Wirausahawan membutuhkan aktivitas yang mempunyai tujuan. Semangat yang tinggi memotivasi mereka untuk mengarahkan tenaga mereka dan rekan kerja serta bawahan mereka ke arah tujuan yang ditetapkan.

·      Obyektivitas.
Wirausahawan obyektif di dalam mengarahkan pemikiran dan aktivitas keWirausahaannya dengan cara pragmatis. Wirausahawan mengumpulkan fakta-fakta yang ada, mempelajarinya dan menentukan arah tindakan dengan cara-cara praktis.


·      Tanggung jawab pribadi.
Wirausahawan memikul tanggung jawab pribadi, mereka menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.


·      Kemampuan beradaptasi.
Para Wirausahawan mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Ketika Wirausahawan terhambat oleh kondisi yang berbeda dari apa yang mereka harapkan, mereka tidak menyerah, namun melihat situasi secara obyektif.

·      Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator.
Wirausahawan mempunyai kemampuan mengorganisasi dan administasi di dalam mengidentifikasi dan mengelompokkan orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan. Mereka menghargai kompetensi dan akan memilih para spesialis untuk mengerjakan tugas dengan efisien.



Sumber : http://entrecompany.blogspot.com/2013/05/artikel-tentang-kewirausahaan.html