Tugas Softskill ke 3.
Penulisan tesis ini dilakukan oleh
Agustinus Suherijanto dari Universitas Pamulang, Jurusan Magister Manajemen Fakultas
Ekonomi yang berjudul :
PENGARUH PELATIHAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
MANAJEMEN MUTU ISO/IEC 17025:2005 TERHADAP KINERJA LABORATORIUM KALIBRASI
PUSINKAL (Studi Kasus: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika di Jakarta).
Sebagai suatu
laboratorium kalibrasi yang mengkalibrasi peralatan pengamatan meteorologi,
sudah sewajarnyalah apabila kemudian otoritas laboratorium PUSINKAL BMKG
berusaha meningkatkan kompetensi laboratorium tersebut dengan jalan
melaksanakan pelatihan tentang ISO/IEC 17025:2005 dan mengiplementasikannya
secara terus menerus pada laboratorium.
Pada tanggal 14 febuari 2008
Laboratorium Kalibrasi PUSINKAL BMKG memperoleh pengakuan dari Komite
Akreditasi Nasional sebagai laboratorium kalibrasi yang secara terus-menerus
telah mengiplementasikan sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025 :2005 dan mendapat
sertifikasi. Mengingat pentingnya pelatihan dan kegiatan implementasi atau
penerapan sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025:2005 pada laboratorium kalibrasi
PUSINKAL BMKG perlu mengetahui pengaruh pelatihan sistem manajemen mutu ISO/IEC
17025:2005 terhadap kinerja laboratorium kalibrasi Pusinkal BMKG, Pengaruh
implementasi sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025:2005 terhadap kinerja
laboratorium kalibrasi PUSINKAL BMKG dan apakah pelatihan dan implementasi
sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025:2005 secara bersama mempengaruhi kinerja
laboratorium PUSINKAL BMKG.
Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelatihan dan
implementasi sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025:2005 yang dilaksanakan oleh
pusat Instrumentasi Rekayasa dan Kalibrasi terhadap kinerja laboratorium
kalibrasi PUSINKAL BMKG di Jakarta. Berdasarkan latar belakang penelitian dan
pembahasannya, pelatihan merupakan suatu proses pengembangan sumber daya
manusia untuk meningkatkan kemampuan intelegensi yang berdampak pada
peningkatan kualitas manusia. Sampel penelitian ditentukan sebanyak 20 Personel
dan menyebarkan kuisioner kepada personel kunci yang bekerja di laboratotium
kalibrasi PUSINKAL BMKG yang telah mengikuti pelatihan ISO/IEC 17025:2005 dan
mengimplementasikannya dalam pekerjaannya sehari-hari beserta para manajer,
penyelia/atasan langsung personel kunci yang bekerja pada laboratorium
kalibrasi PUSINKAL BMKG, metode pengambilan sampel menggunakan teknik sampel
jenuh. Metode analisis dihitung dengan menjumlahkan tiap-tiap pernyataan
berdasarkan variabel yang telah ditentukan. Besarnya korelasi antara variabel
yang diteliti dihitung menggunakan persamaan regresi linier berganda.
Dari
hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian
dapat ditarik kesimpulan, yaitu
1. Dalam
pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F menunjukkan adanya pengaruh
secara nyata pelatihan dan Implementasi sistem manajemen mutu ISO/IEC
17025:2005 terhadap kinerja laboratorium kalibrasi PUSINKAL BMKG, terbukti
dengan nilai F hitung (32.541) > F tabel (3.59). Secara simultan dihasilkan
koefisien determinasi (R2) Sebesar 79.30%. artinya kedua variabel
bebas yaitu pelatihan dan implementasi sistem anajemen mutu ISP/IEC 17025:2005
mempengaruhi kinerja laboratorium kalibrasi PUSINKAL BMKG sebesar 79.30%
sisanya 20,70% dipengaruhi oleh variabel lain.
2.Secara
parsial variabel pelatihan sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025:2005 (X1)
berpengaruh secara nyata, positif dan significant terhadap hasil kinerja
laboratorium kalibrasi PUSINKAL BMKG (Y) dengan nilai t hitung (3.510) > t
tabel (2.110). apabila pelatihan ditingkatkan maka kinerja juga akan mengalami
peningkatan.
3.Variabel
implementasi sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025:2005 (X2) berpengaruh secara
nyata terhadap kinerja laboratorium kalibrasi PUSINKAL BMKG. Hal ini dibuktikan
dengan nilai t hitung (3.377)>t tabel (2.110).
Terdapat bebrapa pendapat dan saran
dalam penelitian yang didapat dari hasil kesimpulan diatas adalah sebagai
berikut :
1. Mengingat
pelatihan menyumbangkan kontribusi yang cukup besar bagi kinerja maka pihak
laboratorium sebaiknya terus meningkatkan pelatihan dalam rangka mempertinggi
kompetensi personel yang bertugas di laboratorium.
2.Skore
terkecil variabel pelatihan adalah pada pernyataan materi yang disampaikan saat
pelatihan ISO/IEC 17025:2005 sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan saat ini,
yaitu 4.05 menunjukkan bahwa materi pelatihan kurang tepat /cocok dengan
kebutuhan laboratorium . kedepan sebelum melaksanakan pelatihan pihak
laboratorium perlu menginventri materi program yang akan diberikan pada saat
pelatihan.
3.Skore
terkecil variabel implementasi adalah pernyataan pelayanan pelanggan yang
mengajukan permohonan kalibrasi telah dilaksanakan dengan baik mendapat skore
4.20. dimasa mendatang teknis pelayanan pelanggan perlu ada perbaikan. Hal ini
penting karena laboratorium PUSINKAL BMKG saat ini melayani pelanggan-pelanggan
lain selain pelanggan internal BMKG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar